LAKON
SI BAKHIL
KARYA MOLIERE - GUBAHAN ST. ISKANDAR. LALU DI
ADAPTASIPEDRO SARJONO, UDAH GITU DIADAPTASI LAGI OLEHSALIM EMDE PUNJHABI.
DRAMATIC
PERSONAE
BARAJA 75 th., laki-laki.
MINA 25 th., laki-laki, anaknya Baraja.
MANI 20 th., Perempuan, anaknya Baraja.
ANA 20 th., Perempuan.
RIDO 25 th., laki-laki,pelayan Baraja.
BIK URIP 35 th., perempuan, pelayan Baraja.
TANRI BESARI 60 th., laki-laki, pengusaha.
SEBUAH PANGGUNG YANG MENAMPILKAN DUA RUANGAN. BISA DENGAN MODEL TINGKAT
ATAU BENTUK LAIN. KALAU MISALNYA TINGKAT, MAKA RUANGAN BAWAH BISA DI
VISUALISASIKAN DENGAN ADANYA TANGGA DI BAGIAN KIRI RUANGAN YANG MENGHUBUNGKAN
DENGAN RUANG ATAS. SEDANGKAN PINTU MENUJU RUANG DALAM ADA DI SEBELAH KANAN.
MEJA DAN KURSI ADA DI TENGAH RUANGAN, DI DINDING KANAN KIRI TERDAPAT PINTU
KAMAR, SERTA PERABOTAN LAIN YANG MENDUKUNG TATA RUANG.
SEMENTARA DI RUANG ATAS BISA
MENGGUNAKAN PAPAN, DAUN PINTU YANG DI TENGAH SERTA BISA MENGGUNAKAN JENDELA DI
KANAN KIRINYA. TERDAPAT BEBERAPA KURSI, TERMASUK KURSI MALAS, YANG DILENGKAPI
JUGA DENGAN LAMPU GANTUNG DI TENGAH RUANGAN.
TERLIHAT MANI SEDANG
MONDAR-MANDIR DI RUANGAN DENGAN GELISAH, SEBENTAR-BENTAR IA MELIHAT JAM
TANGANYA, LALU IA DUDUK, UNTUK KEMUDIAN BERDIRI LAGI. IA SEDANG MENUNGGU
SESEORANG. TAK LAMA KEMUDIAN ORANG YANG DI TUNGGUNYA MUNCUL DENGAN
TERGESA-GESA.
RIDO
Ma..maaf Mani saya agak terlambat….
(katanya ngos-ngosan).
MANI
Sampai kesal saya menunggu.
(sedikit cemberut).
RIDO
Sekali lagi maafkan saya. Bukanya saya mau ingkar janji,
tapi tadi waktu mau masuk melewati kebun, saya bertemu Bapakmu. Saya dikira
mengintip apa yang sedang di lakukanya.
MANI
Memangnya Bapak sedang melakukan apa?
RIDO
Tidak tahu pasti. Tapi yang pasti Pak Baraja sedang
menggali tanah, seperti akan menanam pohon. Beliau terkejut saat melihat saya,
lalu beliau mengacungkan golok yang ada di tanganya kerah saya sambil
berteriak, :” Heh! Kau sedang mengintip apa yang aku lakukan ya?! Pergi dari
situ setan!!! ” katanya berang sambil mengejarku. Saya lari dan sembunyi
beberapa saat.
MANI
Mas Rido marah ya, di perlakukan Bapak seperti itu?!
(khawatir)
RIDO
Ah, tidak Mani, beliau kan bapakmu. Saya akan menyenangi
apa yang kamu senangi, orang yang kamu hormati, saya juga akan menghormatinya.
Karena saya mencintaimu.
MANI
Mani belum percaya, Mani belum yakin.
RIDO
Aduh Mani…, masih kurangkah bukti cintaku padamu?! Saya
telah melakukan pengorbanan yang luar biasa dengan mau menjadi pembantu di
rumahmu selama ini, yang semata-mata hanya ingin dekat denganmu. Sampai-sampai
untuk sementara saya menghentikan pencarian orang tua yang belum ada kabar
beritanya.
MANI
Pengorbanan seorang laki-laki biasanya hanya merupakan
umpan yang berbisa.
RIDO
Rupanya kamu mempunyai sifat seperti bapakmu, tidak
pernah mempercayai orang lain dan penuh curiga. Kalau begitu sia-sialah
pengorbananku selama ini. Tak ada lagi yang bisa saya harapkan lagi.
MANI
Begita saja mas Rido marah….., iya deh, iya…. Mani percaya,
percaya…
RIDO
Habis……
MANI
Sudahlah mas…, mani juga merasakanya. Tetapi sekarang
bagaimana kita memikirkan langkah selanjutnya, masalahnya bapak hanya mau punya
menantu yang kaya?
RIDO :
Iya, ya…../? padahal saya sama sekali tidak kaya…..
BERPIKIR KERAS DAN MASYGUL. TIBA-TIBA
DARI DALAM TERDENGAR ORANG MEMANGGIL-MANGGIL MANI.
RIDO
Nah, itu kakakmu memanggil-manggil. Mintalah bantuan
padanya tentang masalah kita. Saya pikir kakakmu tidak seperti bapakmu. Saya
pergi dulu ya…?
KEMUDIAN PERGI.
MINA (muncul dengan wajah gembira)
Halo adiku manisss…..
MANI
sepertinya kak mina begitu bahagia hari in?
MINA
Oh, tentu saja. Tak ada hari yang lebih indah selain hari
ini, semua nampak cerah, semua nampak ceria, sdeluruh dunia rasanya
menyampaikan ucapan selamat kepadaku. Kamu ingin tahu pa sebabnya?!
MANI
Saya juga ingin menyampaikan berita gembira pada kak Mina?
MINA
Oho…, kamu juga punya berita gembira adiku sayang…..
berita bahagia seperti aku?! Ah, tentu tidak! Berita bahagiamu itu tentu hanya
berita bahagia yang biasa!
MANI
Kalau Kak Mina?
MINA
Bahagia luaaar biasa….., bahagia super! Bahagia akbar! Kamu
ingin mendengar?! Ah, tapi mendingan berita bahagiamu yang biasa itu yang kamu
ceritakan dulu.
MANI
Biarlah kak Mina yang bercerita terlebih dahulu.
MINA
Baik. Dengarkan dengan seksama! Aku telah jatuh cinta
kepada seorang gadis jelita….
MANI
Kakak……
MEMEKIK GEMBIRA.
MINA Ya, Kakak telah jatuh cinta pertama….. Eh, kau tahu
bagaiman rasanya jatuh cinta pertama?
MANI (dengan antusias)
Bagaimana yang kak Mina rasakan…?
MINA
Rasanya sepertiii… seperti…. Mandi air susu hangat….. dan
bukan susu hangat biasa, tetapi….. air susu hangat kuda liar…… Eh, kau pernah
merasakan mandi air susu hangat kuda liar?
MANI
Belum?
MINA
Kakak juga belum. Tapi mungkin seperti itulah. Terasa
ma`nyes di hati, fres diotak,
terasa segar di badan, lembut di kulit, dan ma`jegagug di
tangan.
MANI
Siapakah orangnya yang telah meruntuhkan hati Kak Mina?
MINA
Tak kuasa, Kakak menyebutkan namanya…… begitu indah merdu
di dengar dan anggun.
MANI
Tapi Mani ingin tahu namanya?
MINA
Namanya…… Ana, ya. Aaana
(seperti bernyanyi)
…ana…aaannna….
MANI (berpikir)
Hm,…. Ana orang baru itu Kak?
MINA
Ya. Tepat! Jadi kamu sudah tahu…. Bagus, baguslah itu…..
MANI
Yang ibunya sakit- sakitan itu kan!?
MINA (agak murung)
Yah…., itulah satu-satunya yang membuatku sedih…..
MANI
Kenapa kak….?
MINA
Kakak ingin menolongnya, membelikan obat atau membawanya
ke dokter, tapi…. Kakak tidak punya uang.
MANI
Kenapa tidak mencoba minta ke bapak!?
MINA
Huh, andaikan saja
bapak memberikan uang padaku sepuluh ribu saja, maka disini akan terjadi
ledakan bom yang lebih dahsyat dari pada di Bali.
MANI
Mani juga tidak mengerti, kutukan apa yang menimpa kita,
sehingga mempunyai bapak sekikir itu.
TIBA-TIBA DARI LUAR PANGGUNG TERDENGAR TERIAKAN-TERIAKAN
BARAJA.
BARAJA
Heh! Enyah kau maling! Akan ku bikin tempe penyet kau
kalau berani muncul disini lagi!
MINA
Eh, bapak kesini. Kita sembunyi dulu, baru nanti kakak
akan mengatakan masalahku padanya, apapun yang terjadi.
KEMUDIAN MEREKA PERGI. BARAJA MASUK DENGAN
MENAHAN MARAH, IA MENGOMEL TERUS.
BARAJA (bicara sendiri)
Huh! Punya uang seratus juta dan beberapa kilo gram emas
saja susah banget. Mau menyimpan di rumah, takut di garong. Mau di depositokan
kebang, bahaya di perjalanan waktu mau menyetorkan. Mau di investasikan takut
dibawa kabur…..
(menaiki tangga menuju ke atas, bersamaan dengan
munculnya Rido dan Mani)
Huh! Susah jadi orang kaya di negri ini. Tetapi sekarang
tidak akan ada yang berhasil mencuri uangku. Karena sudah aku sembunyikan di
tempat yang aman, yang tidak akan disangka-sangka oleh para maling-maling itu.
Aku telah menanamnya di kebun.
TERSADAR DENGAN APA YANG DIUCAPKANYA. IA KHAWATIR,
MENENGOK KESANA KEMARI. DAN IA MENEMUKAN RIDO DAN MANI ADA DI RUANG BAWAH. IA
SANGAT TERKEJUT CEMAS
Heh! Sudah lama kalian ada disitu! Kalian mendengar apa
yang aku katakan!!!
MANI :
Tidak pak! Baru saja…..
BARAJA (memotong)
Bohong! Kalian pasti mendengar apa yang aku katakan
tadi!! Kalaian mendengar bahwa aku punya uang?!
MINA
Lho, bapak memang punya uang kok. Memangnya apa yang
terjadi?
BARAJA
tidak ada yang terjadi dengan uangku. Karena aku baru
saja menyembunyikanya.
MANI
Oo, bapak baru saja menyembunyikanya di kebun.
BARAJA
Lho, kamu kok tahu (kaget).
MANI
bapak kan tadi bilang baru saja menyembunyikan uang, dan
bapak baru saja dari kebun. Jadi Mani mengira bapak menyembunyikan uang di
kebun.
BARAJA (tertawa)
Itu kan hanya tak-tik, biar kalian terkelabui. Aku
pura-pura menyimpan uang itu di kebun, Tahu.
MINA
Tahu pak.
BARAJA
Tahu apa?!
MINA
Bahwa bapak hanya berpura-pura menyimpan uang itu di
kebun.
BARAJA
Bagus. Bagus. Sekarang kemarilah, bapak ingin bicara
dengan kalian.
MINA
Kami juga ingin membicarakan suatu hal dengan bapak.
BARAJA
Ya. Karena ini memang berkaitan dengan kalian.
MINA
Kami ingin membicarakan masalah perkawinan.
BARAJA
Persis! Tepat! Aku juga akan membicarakan masalah kawin
mengkawin.
MANI
perkawinan siapa pak?
BARAJA
Perkawinanku dengan seorang perawan!
MINA DAN MANI TERKEJUT BUKAN KEPALANG.
BARAJA
Kenapa? Kalian nampaknya terkejut.
MANI
Tentu saja kami terkejut. Kalau yang meminta kak Rido
atau Mani, tentu itu wajar.
BARAJA
Apa kalian ingin menikah juga?!
MINA
Benar pak, sebenarnya kami juga akan meminta izin bapak
untuk menikah.
BARAJA
bagus, bagus. Kalian boleh menikah, akan saya atur
semuanya.
M & M
Alhamdulillah……..
BARAJA
Bersyukurlah karena hari ini aku sedang bermurah hati.
Kita semua menikah malam
ini juga agar menghemat biaya.
M & M
Alhamdulillah…..
BARAJA
Aku sudah ada calon untuk kalian berdua. Tapi
sebelumnya….. apakah kalian kenal dengan Ana, orang baru itu?
MINA (Antusias)
Kenal. Kenal. Jadi bapak juga sudah mengenalnya.
BARAJA
diam, aku yang nanya?! Bagaimana kamu Mani?
MANI
kenal pak. Orangnya sangat cantik, baik hati, dan tidak
sombong.
BARAJA
Bukankah sangat baik untuk menjadi stri yang setia?!
MINA
Tepat. Tiada duanya di duania ini.
BARAJA
Nah, dialah calon istriku.
M & M
Innalillahi wa Inna Ilaihi Rojiuuun……
BARAJA
Heh, kenapa? Siapa yang mati?
MINA
Oh, saya yang mati pak! Aduh mataku
berkunang-kunang….oh……
SEMPOYONGAN DAN PERGI
BARAJA
Hemh, Lemah mental! Laki-laki sayur! Sudahlah, kita akan
meneruskan pembicaraan. Kakamu Rido akan aku nikahkan dengan seorang janda yang
kaya raya. Sedangkan kau Mani akan kunikahkan dengan seorang duda hartawan,
dermawan tur rupawan lagi budiman dan semuawan yang baik-baik, bernama bapak
Tanri besari.
MANI (menjerit)
Bapak……..!!!! oh, mataku berkunang-kunang……
SEMPOYONGAN PERGI
BARAJA
Huh, lemah mental juga. Perempuan tidak tabah. Huh….
TERDENGAR GONGGONGAN AJING DI BELAKANG. BARAJA SANGAT
TERKEJUT.
BARAJA
Celaka! Uangku di curi orang! Uangku di garong! Uangku,
oh uangku…….
SEGERA BERLARI DENGAN KALANGKABUT, PERGI. SAMBIL TERUS
BERTERIAK. KEMUDIAN RUANGAN PERLHAN GELAP
BAGIAN DUA
SAAT TERANG LAGI, DI KURSI TERLIHAT RIDO YANG SEDANG
DUDUK LEMAS DIKURSI, DENGAN KENING DI KOMPRES. TAK LAMA KEMUDIAN MUNCUL BIK
URIP KE RUANGAN. RIDO CEPAT MENYAMBUTNYA.
MINA
Bagaimana bik, apa kau berhasil mencari orang yang mau
meminjamkan uang kepadaku!?
BIK URIP
Beres mas, itu gampang….
MINA
Mana uangnya. saya harus segera mendapatkanya, karena aku
tidak ingin kedahuluan bapaku, jadi saat ini juga aku akan membawa lari calon
istriku. Karena bapaku akan mengawininya nanti malam.
BIK URIP
Tapi mas Rido harus melihat syaratnya dulu.
MINA
ia, cepatlah. Tolong di terangkan.
BIK URIP BURU-BURU MENGELUARKAN SECARIK KERTAS DAN
MEMBACANYA
BIK URIP
Syarat-syarat meminjam uang:
1. Perjanjian harus di tulis di kertas yang bermatrai dua
ribu.
2. Surat perjajnjian harus disaksikan oleh notaris,
dengan tanggungan biaya peminjam.
3. Peminjam harus kaya dan mempunyai harta sepuluh kali
dari jumlah pinjaman.
4. Bunga 20 % sebulan, ditambah 10 persen untuk biaya
was-was hati orang yang meminjamkan.
MINA
Gila!!! Mana ada bunga tigapuluh persen. Lintah darat!
BIK URIP
ini belum selesai mas, masih ada lanjutanya. Point ke
lima berbunyi“uang yang dipinjam akan diserahkan 80%, sedangkan yang dua puluh
persen, berupa barang-barang kebutuhan rumah tangga”
MINA
Setan! Lintah darat kuadrat!!! Buat apa barang-barang
itu. Saya tidak mau.
BIK URIP
lalu mbak Ana bagaimana?
MINA (Bimbang)
yah… coba di teruskan….
BIK URIP
Barang tersebut harganya jauh lebih murah dari pada beli
di toko. Diantaranya adalah tempat tidur antik, lengkap dengan kasur dan bantal
guling, yang konon pernah ditiduri oleh Sukarno. Sebilah keris berlekuk tujuh,
yang usianya sama dengan kucingnya maha patih Gajah mada.
MINA (keki banget)
Modar Cocote pemakan riba itu!!! Barang-barang rongsokan
dikatakan barang antik. Buat apa keris . saya tidak butuh keris!
Terdengar batuknya Baraja yang sedang menuju ruangan itu.
Bik Urip terlihat gugup dan bingung. Sementara Rido masih mengumpat-umpat. Tak
lama kemudia Baraja sudah masuk.
BARAJA
Ada apa kamu mengumpat begitu rupa, Rido….
MELIHAT BIK URIP YANG MAKIN GELISAH
BARAJA
Heh, urip mana orangnya yang mau pinjam duit itu? Katanya
mau kesini?
BIK URIP
Eh, anu tuan…anu….
MINA
bapak bilang apa tadi? Ada yang mau pinjam uang?
BARAJA
Iya, Urip bilang padaku ada orang yang mau pinjam uang
kepadaku…..jadi….. eh, kau bilang apa tadi? Lintah darat?!
(Berbarengan dengan Rido)
Ooooo…. Jadi….
BARAJA
kamu yang mau pinjam uang.
MINA
Bapak lintah darat itu? Sambar geledek!
BARAJA
Kurang ajar kamu! Anaku sendiri mengincar uangku!
(melihat pada Bik Urip)
dan kau adalah biang keroknya. Setan alas semua!
HENDAK MEMUKUL BIK URIP, TAPI KEBURU BIK URIP LARI
TUNGGANG LANGGANG, PERGI
MINA
Huh! Lintah darat, keparat!
SAMBIL MASUK KAMAR
BARAJA
Diam kau anak Durhaka!
Baraja, menggerutu sendirian di ruangan itu. Kemudian ia
duduk di kursi.
BARAJA
kurang bajar. Bahaya ini. Tidak hanya orang lain yang
mengincar hartaku, anaku sendiri berusaha mendapatkanaya. Tak ada lagi tempat
yang aman di dunia ini.
NAIK KE LANTAI ATAS. TIDAK LAMA KEMUDIAN, MUNCUL HURI DENGAN WAJAH CERAH.
HURI
Selamat siang bapak Tanri…
BARAJA (Melongok kebawah)
Oh, kau rupanya Huri, Sudah aku tunggu-tunggu dari tadi.
Bagaimana hasil kerjamu, cepat naik dan laporkan..
HURI
He..he..he… sesuai rencana pak,…. Tapi sebentar pak
(sambil melihat-lihat seluruh badan Tanri)
Wah, wah, wah….. belum pernah aku melihat orang tua
seperti bapak. Tubuh nampak begitu sehat, dan wajah bapak nampak bercahaya,
amat tampan…
BARAJA
aku? Ah, masak…? Umurku sudah 60 tahun lho…
KIKUK NAMUN BANGGA
HURI
Orang akan mengira umur bapak dibawah 40 tahun.
BARAJA (semakin mekar)
Ah, aku tak percaya….
HURI
Kalau tak percaya, coba lihat tangan Bapak.
(Kemudian Tanri menyodorkan tanganya kepada Huri, dan
Huri terlihat takjub sambil menggeleng-gelengkan kepala)
bukan main… Jarang orang mempunyai garis nasib semulus
ini. Aku menaksir umur bapak lebih dari 120 tahun.
BARAJA
bagaimana, bagaimana….? 120 tahun?!
HURI
Lebih. Karena itu bapak sedang berada dalam tengah-tengah
umur, sedang mekar-mekarnya….
BARAJA
Aku percaya…aku percaya…… Lalu apa lagi.
HURI
Selanjutnya…. Bapak mempunyai harta yang banyak.
BARAJA
Bohong itu. Fitnah! Aku sama sekali tidak punya harta.
HURI
eh, maksud saya bapak akan menerima banyak harta, dan
bapak akan mempunyai istri yang jelita.
BARAJA
Nah, itu yang kutunggu, Bagaimana kabar anak perawan itu?
Dan apakah lamaranku tadi diterima!?
HURI
Ah, bapak tidak perlu bertanya lagi. Ibu anak itu sangat
sukacita menerima lamaran dari
bapak.
BARAJA
dan Ana bagaimana?
HURI
Dia apalagi. Saya gambarkan keadaan tuan, seperti apa
yang saya katakan tadi kepada tuan.
BARAJA
Lalu bagaimana reaksinya?
HURI
Sepertinya ia membayangkan wajah bapak dengan
tersenyum-senyum.
BARAJA
Aneh, kenapa begitu?
HURI
Oooo, bapak belum tau ya?! Ternyata Ana sangat benci
pemuda,apalagi pemuda jaman sekarang, bisanya hanya hura-hura dan Mokondo. Di
kamarnya tidak ada selembarpun gambar Tom ming se, Westlife ataupun idola
remaja yang lain. Kamarnya penuh dengan gambar laki-laki tua berkacamata. Saya
jamin Ana pasti akan tergila-gila bila melihat bapak.
BARAJA
Terima kasih, terima kasih….. aku tidak akan melupakan
jasamu. Bawalah ana dan Ibunya malam ini, karena pernikahan akan dilaksanakan
nanti malam.
HURI
Ah, gampang itu pak….. Tetapi e… ada sedikit kesulitan
saya membawa mereka nanti malam.
BARAJA
Apa itu? Aku harap kesulitanmu itu tidak menyangkut
masalah uang!?
HURI
Tepat sekali dugaan bapak. Saya butuh uang karena dokter
memperkirakan istri saya melahirkan besok, jadi saya butuh biaya bersalin.
BARAJA
Ah, suruh saja istrimu menunda melahirkan sampai bulan
depan, karena sekarang kita sedang sibuk mempersiapkan nanti malam.
HURI
Sekedar seratus ribu saja….
BARAJA
Kepalaku agak pening, bila mendengar urusan uang.
Sekarang lebih baik kamu mempersiapkan untuk jamuan makan sederhana nanti
malam.
HURI
Huh! Dasar pelit!, Si Bakhil!, Kikir!!!
MENGUMPAT PELAN, NAMUN SEDIKIT KEDENGARAN
BARAJA
Eh, apa kamu bilang?!
HURI
Oh, Eh, kikil pak, kikil. Saya sedang mendata kebutuhan
kita untuk nanti malam.
SAMBIL MENGELUARKAN BALPOIN DAN KERTAS DARI SAKUNYA
BARAJA
Tidak usah pakai kikil-kikilan, yang sederhana saja. Dan
kita mengundang tak lebih dari 20 orang saja.
HURI
Kalau begitu di sediakan makanan untuk 35 orang. Karena
kalau yang hadir lebih kita sudah tidak repot-repot.
BARAJA
Goblok. Bego. Kalau yang hadir lebih bagi saja makanan
yang untuk 20 orang itu menjadi cukup untuk yang semuanya, dengan mengurangi
sedikit-sedikit, maka 20 bisa menjadi 35, 50 dan kalau perlu 100 orang, yang
pasti modal awalnya hanya makan untuk 20 orang.
HURI
Baik pak, sekarang saya minta disediakan 5 ekor kambing,
20 ayam, setengah kwintal cabe rawit, satu kwintal bawang merah, satu kwintal…
BARAJA
Stop, stop, Gila! Kamu mau ngajak bangkrut ya?!! Kamu mau
ngasih makan 20 orang atau orang sekecamatan?!
HURI
bukankan tetangga sebelah menyebelah harus ikut
berbahagia pak, kita kirimi saja mereka makanan.
BARAJA
Tidak perlu!, kita kirimi saja mereka surat pemberitahuan
dengan kertas kecil-kecil, dan kertasnya buram saja, kan fungsinya hanya untuk
memberi tahu mereka. Sudah, sudah! Kamu ikuti saja perintahku. Setelah itu kamu
cepat jemput pengantin wanita. Saya mau ganti baju, dan…. Lelaki kesukaanya,
apa tadi….?
HURI
Berkacamata.
BARAJA
Ya, aku mau pakai kacamata.
HURI
tapi pak, sekedar biaya bersalin….
BARAJA
Ah, suruh saja tunda tahun depan.
SAMBIL MASUK
HURI
Bajigur! dasar lelaki rongsokan, kikir, Bakhil,…
SAMBIL TERUS MENGUMPAT PERGI DARI RUANGAN. SEMENTARA
PERLAHAN LAHAN LAMPU PADAM.
BAGIAN TIGA
SAAT LAMPU MENYALA TERANG, TERLIHAT MANI, MINA DAN RIDO
SEDANG KEBINGUNGAN.
MANI
Bagaimana ini kak, bagaimana kita mencari jalan lagi,
rasanya semuanya buntu.
MINA
Kakak juga tidak tahu. Saya tidak bisa membayangkan
pacarku dikawini bapaku.
MANI
Dan saya mempunyai suami yang sudah tua. Oh, tak bisa aku
bayangkan……..
(melihat pada Rido)
bagaimana mas Ridho, apa kita lari saja….
RIDO
Lari tanpa uang sepeserpun, sama saja bunuh diri.
BERSAMAAN DENGAN ITU DARI LUAR TERDENGAR TERIAKAN HURI.
HURI
Perhatian-perhatian, Pengantin perempuan sudah datang…..
RIDO
wah, celaka. Kita harus pergi dulu Mani.
MINA
Ya, silakan kalian ke dalam. Saya akan menyambut pacarku
yang penghianat itu.
(kemudian Mani dan Rido pergi, bersamaan dengan munculnya
Huri dan Ana).
Selamat datang ibu tiriku, silahkan memasuki rumah anda
ini.
MINA MENGUCAPKANYA DENGAN DI BUAT-BUAT, SEMENTARA ANA
TERKEJUT SEKALI.
ANA
Oh, a... a…i.. ma…
MINA
Kenapa gugup, wahai ibu tiriku, silahkan duduk. Biarlah
hati saya yang terkoyak akan larut bersama waktu…..
HURI
Aduh, mas Mina, jangan berkata seperti itu. Semua ini
karena bapak mas Mina….
MINA :
Oo, janganlah terlalu didramatisir.
ANA
Benar mas, saya tidak bermaksud menghianati cinta kita.
Namun keadaan yang memaksa. Mas Mina jangan marah-marah saja, harusnya kita
mencari jalan keluar.
MINA
Keadaan sudah begini, dan jalan keluar
tak ada lagi.
HURI
Ada mas mina
SAMBIL MENDEKAT DAN MEMBISIKAN SESUATU PADA TELINGA MINA
MINA
Heh, itu tidak bisa, Kau tahu kan bapaku….
HURI (cepat memotong)
Aduh, mengapa Mas Mina pesimis begitu, kan belum dicoba.
(Mina nampak bimbang, bersamaan dengan itu terdengar batuknya Baraja yang
keluar dilantai atas dengan kacamata).
BARAJA
oh, mafkan saya, maafkan saya, bila pengantin perempuan
lama menunggu. Oo, apakah sudah kenal dengan anak saya? Dan kenapa wajah ayumu
nampak pucat sekali? Apakah kamu sakit?
MINA
nah, itulah pak. Saya baru tahu kalau calon ibu tiri saya
orangnya sakit-sakitan dan penyakitnya sangat menular, tentunya membutuhkan
obat yang mahal-mahal.
BARAJA
Benarkah itu Huri?.
HURI
Benar pak, tapi penyakitnya akan sembuh, jika dia makan
yang lezat-lezat dan impor dari luar negri.
MINA
Dan ratusan ribu akan melayang dalam setiap harinya untuk
makan.
HURI
Dia alergi kalau jika memakai baju yang murah, murah.
MINA
Dia akan gatal-gatal.
HURI
Bukan hanya gatal-gatal, tetapi akan langsung jatuh
pingsan.
MINA
saya jamin dalam waktu sebulan bapak akan bangkrut. Belum
lagi alat-alat kecantikanya, seperti parfum dari paris, bedak dari swiss,
lipstik buatan amerika, pensil alis buatan senegal dan….
BARAJA
Ah, tidak apa-apa. Memang kecantikanya harus dirawat
dengan mahal. Aku malah semakin bergairah menjadikannya istriku.
ANA
Oh, pening sekali saya, oh….
TERHUYUNG-HUYUNG LALU PINGSAN.
BARAJA
Dia pening juga? Wah, kenapa remaja sekarang gampang
pusing ya? He Mani, Mani…… bawa calon ibu tirimu ke kamar.
MEMNGGIL MANI, YANG SEGERA MEMBAWA ANA KE KAMAR.
MINA
Betulkan pak, sedikit-sedikit pingsan. Dia memang
mempunyai penyakit yang gawat. Harus di panggilakan Dokter spesialis yang
mahal.
BARAJA
Ah, kompres saja dengan air dingin.
(Saat itu terdengar anjing menggonggong. Baraja terkejut
sekali. Dan segera lari keluar)
Ohhh… uangku,… uangku…..
SETELAH BARAJA KE LUAR, TIDAK LAMA MUNCULAH BIK URIP
DENGAN BUNGKUSAN DITANGAN
URIP
Ini mas Mina ambilah.
MINA (Kaget)
Eh, apa ini.
URIP
Harta bapakmu yang di sembunyikan di kebun. Ambilah dan
segera pergi dengan Ana ke daerah lain, Ini bisa sebagaimodala awal.
Kemudian Urip sehgera pergi keluar, sementara Mina
kebingungan. Tak lama kemudian terdengar teriakan baraja menuju ruangan itu.
Mina buru-buru menyembunyikan Harta di kamar.
BARAJA
Keparat! Celaka! Uangku di curi orang. Mina, Mani.
Keluarlah!
M & M
ada apa pak?
BARAJA
Kalian pasti mencuri
uangku.
MINA
Lho, sejak tadi saya kan di sini bersama bapak.
MANI
Dan saya menemani Ana di kamar.
BARAJA
Ya. Kau betul. Aduh Celaka!… cepat panggil polisi,
tentara, ABRI, gegana, garnisun, CIA, interpol, Banpol atau apa saja.
MINA
Tenang pak, nanti kita lapor polisi.
SAAT ITU MUNCUL RIDO
BARAJA
Nah, kau pasti yang mencurinya!…. ya, hanya kau yang
melihat aku menyembunyikanya di kebun.
RIDO
Jangan menuduh sembarangan pak…
BARAJA
Jangan mungkir. Mumpung belum aku laporkan ke polisi. Kau
akan aku ampuni bila mengembalikan saat ini juga. Kita bisa menyelesaikanya di
bawah tangan.
RIDO
bagaimana saya akan mengembalikan. Saya tidak mencurinya.
BARAJA
Kau satu-satunya orang di rumah ini yang tiodak mempunyai
Alibi. Dan indikasinya sangat kuat. Kalau tidak mau ngaku akan segera aku
laporkan ke polisi.
DILUAR TERDENGAR ORANG SALAM
BARAJA
Nah, itu pasti polisi.
(setelah orangnya masuk)
Oh, maaf saya tidak terima tamu saat ini kecuali polisi.
TANRI
Lho, saya datang atas undangan bapak!?
BARAJA
Oh, ya, ya…. Tapi maaf, pernikahan di undur sampai batas
waktu yang tidak ditentukan.
(Teringat Sesuatu)
Eh, Pak tanri bisa ilmu kebatinan, klenik.
TANRI
Ada apa?
BARAJA
Harta seumur hidupku dicuri orang.
TANRI
Hari masih sore begini sudah ada pencuri, berarti bisa
disimpulkan pencurinya adalah orang dalam, baik kita mulai penyelidikan.
MINA
Sebentar, bapak orrang luar, tidak boleh mencampuri
urusan keluarga kami.
BARAJA
Dia bukan orang luar, dia adalah calon mantuku. Calon
suami Mani, jadi boleh ikut campur. Silahkan mulai pengusutanya pak Tanri, bisa
dimulai dengan Rido, karena dia sama sekali tidak punya alibi.
TANRI
Baiklah, Bisa di ceritakan tadi waktu pencurian saudara
ada di mana?
RIDO
saya ada di garasi.
TANRI
Sedang apa di garasi?
RIDO
Sedang mengelap mobil, karena selain pelayan saya juga
kadang-kadang menjadi supir.
BARAJA
Kejar terus, Pak Tanri.
TANRI
apakah ada saksinya?
RIDO
Tidak Pak.
MUNCUL MANI DENGAN ANA
MANI
Bukan, bukan dia pencurinya.
BARA
Aha… kalain pasti sudah bersekongkol.
RIDO
Eh, Jangan menuduh sembarangan Pak Baraja, saya tidak
mempunyai tampang pencuri. Baiklah saya sekarang akan berterus terang siapa
saya, nanti kalian pasti tidak akan menyangka saya pencuri.
BARAJA
Saya tidak tajkut, walaupun kau jelamaan mak lampir, anak
tukang santet atau apapun.
HURI
Sebentar, ngomong-ngomong jadi tidak resepsi
pernikahanya.
BARAJA
Pernikahan-pernikahan apaan.
Ana boleh menikah dengan siapa saja asal hartaku kembali.
MINA
Benar kata bapak itu?
TANRI
saya mohon semuanya diam dulu, saya tertarik dengan
kesombongan pemuda ini.
RIDO
Baiklah, saya sebenarnya anak dari pengusaha dari
lampung. Dan waktu kami sedang pesiar di selat sunda dengan kapal sendiri yang
bernama kutilang, tiba-tiba kapal kami di sapu ombak besar, dan saya di
selamatkan oleh nelayan dari Banten.
TANRI
Bisa di ceritakan lanjut tentang keluargamu?
RIDO
Kami sekeluarga ada empat orang. Saya, Bapak Saya yang
saya lupa namanya karena waktu itu masih kecil, Ibu dan adik perempuan saya
yang bernama Suciana.
TANRI
Jangan menutupi kesalahan dengan mengarang cerita. Bisa
Anda buktikan bahwa anda anak pengusaha yang mempunyai kapal Kutilang yang
tenggelam itu.
RIDO
Buat apa saya mengarang cerita. Saya di sini menjadi
pembantu karena biar selalu dekat dengan kekasihku Mani. Dan ini buktinya kalau
Saya tidak mengarang cerita, Sebuah jam tangan bergambar burung Kutilang , jam
tangan ini di masuklan Bapaku ke dalam saku saya pada saat kami mau tenggelam.
TANRI MELIHAT JAM ITU DENGAN ANTUSIAS DAN ANA JUGA
MELIHATNYA.
ANA
Oh, kalau begitu engkau adalah kakakku.
RIDO
Apa, kau ini Suciana adiku.
ANA
Ibu pasti akan sangat senang mendengar kabar ini, Beliau
sakit-sakitan karena memikrkan kakak dan bapak.
TANRI
Alhamdulillah, Tuhan Maha Besar. Saya adalah Pengusaha
itu nak, saya adalah Tanri Besari Bapak kalian.
KEMUDIAN RIDO DAN ANA BERSUJUD.
R & A
Oh, Bapak….
BARAJA
Apa-apaan ini. Aku tidak peduli anak ketemu bapak atau
cucu ketemu kakek. Aku butuh hartaku yang hilang segera dikembalikan.
MINA
Uang Bapak Masih utuh. Asal saya di nikahkan dengan Ana.
BARAJA
Kawinilah. Nikahilah. Asal uangku bisa kembali.
KEMUDIAN MINA MENGAMBIL HARTA KE DALAM KAMAR
MINA
Ini pak, hartanya. Bukan saya yang mencuri, tapi saya
yang menyelamatkanya.
MENERIMANYA DENGAN ANTUSIAS.
BARAJA
Aku akan mengitung uangku.
KEMUDIAN IA MULAI MENGHITUNG
MANI
apakah saya juga boleh menikah dengan mas Rido.
BARAJA
Kawin-kawinlah sana yang penting uangku utuh.
TANRI
Maaf, pak baraja, bolehkah kami meluapkan ke gembiraan
ini di sini.
BARAJA
Boleh saja bapak mengganti semua biayanya.
TANRI
Tidak masalah, Terima kasih. Mari sekarang kita jemput
Ibu untuk syukuran
KEMUDIAN SEMUA PERGI. TINGGAL BARAJA YANG MASIH MENGITUNG
UANG. TIDAK LAMA SELESAI DAN TERSADAR
BARAJA
Lho, semuanya pada kawin…… Lha, aku kawin dengan siapa…
MONDAR MANDIR KEBINGUNGAN. RUANGAN PERLAHAN-LAHAN GELAP.
Tamat.
Komentar
Posting Komentar